19 Biji-bijian sebagai Rezeki


19
Biji-bijian sebagai Rezeki


Firman Allah, Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bu mi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Ka mi keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan (QS Yâ’Sîn[36]: 33).

Mahabesar Allah yang menciptakan biji-bijian dan biji-bijian itu adalah rezeki bagi manusia. Ada seorang mahasiswi baru. Salah satu mata kuliahnya Ilmu Bahan Makanan. Suatu hari mahasiswi itu mendapat tugas praktik menimbang beras, jagung, kacang hijau, kacang merah, dan jenis biji-bijian lain dengan berat sama. Setelah ditimbang, tugas selanjutnya adalah mengukur panjang dan lebar beras beserta biji-bijian lain. Mengukur biji per biji, masing-masing sebanyak 20.

Tugas belum berakhir, mahasiswi tersebut dan kelompoknya harus memilah antara biji yang utuh dan yang sudah tak utuh (pecah). Setelah itu, biji-biji diukur volumenya dengan gelas ukur, dan seterusnya; masih panjang tugas-tugas itu. Ada pelajaran yang harus dipahami mengapa mereka harus mengukur sebutir biji.

Beberapa tahun kemudian, sang mahasiswi lulus. Dia banyak berinteraksi dengan ibu rumah tangga (IRT). Suatu waktu seorang IRT menceletuk bahwa beras yang “murahan”, dalam artian banyak yang pecah, yang menurut orang awam kualitasnya rendah, sebenarnya lebih banyak gizi (dalam hal ini vitamin B1) dan seratnya daripada beras super seperti rojolele atau delanggu (kedua merek ini konon adalah beras bagus yang mahal).

Sang mantan mahasiswi sejenak tertegun mendengar penuturan IRT tersebut. Kualitas beras memang tak ditentukan oleh harga. Namun, sebutir beras utuh lebih bergizi daripada beras pecah.  Pelajaran yang bisa ditarik mengapa sewaktu dahulu sang mahasiswi harus mengukur panjang dan ketebalan (keutuhan) sebutir beras. Dalam sebutir beras (biji) terdapat sumber-sumber gizi yang berbeda. Lemak di sisi yang satu, vitamin B1 di sisi yang lain, protein di sisi yang lain lagi. Jadi, sebutir beras (atau biji yang lain), jika ingin bergizi seharusnya butirannya utuh. Bisa disimpulkan, beras atau biji-bijian utuh lebih baik daripada yang tidak utuh.

Inilah salah satu rezeki Allah yang berbentuk makanan. Jika dimakan akan mengenyangkan dan bermanfaat untuk badan manusia. Biji-bijian, seperti beras, jagung, kedelai, dan kacang-kacangan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral (air dan serat) dalam komposisi berbeda.

Selanjutnya, bentuk lain rezeki berupa makanan adalah buah-buahan, seperti firman Allah, Agar mereka dapat makanan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka (QS Yâ’ Sîn [36]: 35). 

Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya.

Komentar

Postingan Populer