Bukti Ilmiah Terbelahnya Bulan
Ke 88
Bukti Ilmiah Terbelahnya Bulan

Mahabesar Allah, Mahasuci Allah. Jika Allah berkehendak, tidak ada yang dapat menghalanginya. Allah “Maha Bertanggung Jawab” dengan kehendak-Nya, termasuk peristiwa terbelahnya bulan, agar menjadi pelajaran manusia untuk beriman dan semakin menambah iman untuk orang-orang yang telah beriman.
Rasul Saw. pernah didustakan kaum musyrikin Makkah. Mereka meminta bukti bahwa Muhammad Saw. benar-benar nabi dan rasul. Lalu, beliau memberi jawaban dengan membelah bulan melalui tangannya dengan seizin Allah Swt. Setelah itu, turun firman Allah,
ٱقۡتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلۡقَمَرُ ١ وَإِن يَرَوۡاْ ءَايَةٗ يُعۡرِضُواْ وَيَقُولُواْ سِحۡرٞ مُّسۡتَمِرّٞ ٢
Terjemahnya:
Saat (Hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(ini adalah) sihir yang terus-menerus” (QS Al-Qamar [54]:1-2).
Bukti ilmiah tentang terbelahnya bulan oleh tangan Rasul Muhammad Saw. ada dalam kisah berikut. Di sebuah seminar di Falkutas Kedokteran, Cardif University, Wales, Inggris, pada tahun 2000-an, hadir Dr. Zaglul Al-Najjar. Pada kesempatan tanya jawab, berdiri seorang laki-laki berkebangsaan Inggris meminta izin untuk bicara. Ia memperkenalkan diri sebagai David M. Pidcock, seorang Muslim dan pemimpin sebuah organisasi Islam di negaranya. Ia bercerita bahwa suatu waktu ia tengah intens mempelajari agama-agama di dunia. Ia mendapat pinjaman Al-Quran dari sahabatnya, seorang Muslim. Pidcock mempelajari Al-Quran. Ia membuka QS Al-Qamar (54): 1-2. Ia langsung menutup Al-Quran, tidak percaya, karena di situ disebutkan tentang terbelahnya bulan.
Takdir Allah menjadikannya menemukan hidayah. Hidayah memang akan dianugerahkan untuk orang-orang yang benar-benar mencarinya. Pidcock adalah seorang pencari kebenaran. Selang beberapa waktu, ia menonton siaran BBC. Se orang penyiar tengah mewawancarai tiga astronom Amerika Serikat tentang aktivitas pendaratan manusia ke bulan, saat itu, 1978.
Sang penyiar mengkritik kebijakan mendaratkan manusia ke bulan itu. Menurutnya, kebijakan itu adalah bentuk penghamburan dana karena memakan biaya sekitar 100 juta dolar AS. Bukankah jika diberikan untuk jutaan orang yang kelaparan akan jauh lebih berfaedah. Para ilmuwan astronomi itu membela diri. Mereka mengatakan ada fakta ilmiah yang mereka dapatkan di bulan. Jika per jalanan ke luar angkasa itu dibiayai dengan biaya berkali-kali lipat dari biaya yang mereka keluarkan agar manusia yakin dengan apa yang mereka temukan, lalu menerima fakta itu, tak seorang pun yang akan keberatan dengan biayanya.
Sang penyiar sontak bertanya, “Fakta apa itu?” Para ilmuwan itu menjawab bahwa pada masa lalu, bulan pernah terbelah, kemudian melekat lagi. Bekas-bekas yang menunjukkan fakta ini sangat terlihat di permukaan bulan sampai ke dalam perut bulan.
Di hadapan peserta seminar, Pidcock berkata, “Begitu mendengar itu, saya langsung melompat dari kursi yang saya duduki di depan televisi dan berkata dalam hati bahwa sebuah mukjizat telah terjadi pada Muhammad 1.400 tahun yang lalu. Al-Quran telah menyebutkannya dengan perincian yang begitu mengagumkan. Ini pasti agama yang benar.” Ia pun memeluk Islam.
Di samping tercatat dalam hadis, peristiwa terbelahnya bulan juga terdapat dalam sejarah India dan Cina Kuno.
Komentar
Posting Komentar
berkomentar dengan bijak