Air Sumber Kehidupan


Ke 59
Air Sumber Kehidupan


Firman Allah, Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air (QS Al-Anbiyâ’ [21]: 30). 

Segala makhluk hidup di muka bumi ini terdiri dari air. Sebagian besar orang yang berilmu tahu tentang hal ini. Bukan pengetahuan yang baru bahwa se tiap sel makhluk hidup terdiri dari air.

Mahabesar Allah yang menciptakan air sebagai zat yang “hidup”. Air tidak sekadar benda mati, tapi menyimpan kekuatan, daya rekam, penyembuh, dan sifat-sifat ajaib lain, seolah air itu hidup. Bahkan, mungkin timbul sebuah pertanyaan, “Apakah air itu adalah makhluk hidup?”

Dr. Masaru Emoto dari Yokohama National University, Jepang, pada Maret 2005 melakukan sebuah penelitian. Ia mengungkapkan bahwa air bisa “mendengar” kata-kata, “membaca” tulisan, dan “mengerti” pesan. Dalam bukunya, The Hidden Massage in Water (Pesan Tersembunyi di Dalam Air), Masaru menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetis atau compact disc.

Air memiliki susunan molekul. Molekul-molekul ini berbentuk seperti bintang kristal yang indah. Kadang juga berbentuk tak keruan jeleknya. Molekul yang memiliki bentuk yang baik adalah molekul air yang baik, air yang sehat untuk diminum, air yang membantu mendukung kesehatan manusia, seperti air mineral. Berbanding terbalik dengan air yang memiliki molekul jelek, kualitasnya rendah, meski mungkin bening dan jernihnya sama.

Ilmuwan yang meneliti air pernah memperdengarkan musik yang berbeda pada dua wadah air. Wadah satu diperdengarkan musik klasik yang indah susunan melodinya, sedangkan yang satunya diberi perlakuan dengan musik kedombrangan yang tak jelas nadanya. Hasilnya signifikan, air yang diperdengarkan musik klasik memiliki susunan molekul yang indah. Sedangkan air yang diperdengarkan musik yang buruk, molekul airnya juga buruk.

Bisa ditarik konklusi bahwa jika seorang Muslim saleh meniupkan doa pada segelas air sebagai media pengobatan, tentu air ini berbeda komposisinya dengan segelas air yang berada di tempat maksiat. Lebih jauh lagi, air yang berada di masjid yang di dalamnya ada suara orang azan, shalat, dan mengaji akan berbeda dengan air yang berada di tempat hiburan yang penuh dosa. Jelas kalimat yang baik menjaga kualitas air yang berada di sekelilingnya.

Keajaiban air ini juga terdapat pada masa ‘Amr ibn Al-‘Ash r.a., Gubernur Mesir pada zamannya. Sungai Nil yang menjadi urat nadi ke hidupan penduduk Mesir mulai surut. Airnya tidak melimpah seperti biasanya. Peristiwa ini amat mencemaskan penduduk. Kesulitan itu menyebabkan warga mengusulkan kepada gubernur agar melakukan ritual jahiliah, yakni dengan mengorbankan anak gadis sebagai persembahan kepada Dewa Sungai Nil agar air kembali seperti sediakala. Namun, ‘Amr keberatan karena itu adalah sebuah adat khurafat dan syirik.

Gubernur meminta waktu dan mengirim surat kepada Khalifah Umar ibn Al-Khaththab. Ketika menerima surat balasan, betapa gembira ‘Amr. Namun, betapa ia terkejut karena surat itu tidak ditujukan kepadanya, melainkan untuk Sungai Nil. Setelah membacanya, ‘Amr pun mencampakkan surat itu ke dalam sungai sebagaimana perintah khalifah.

Dengan kekuasaan Allah, setelah surat itu jatuh ke Sungai Nil, dalam sekejap airnya mulai naik dan melimpah ruah. Kejadian ajaib ini disaksikan sendiri oleh penduduk Mesir. Semenjak hari itu, iman mereka mulai teguh dan tidak mengamalkan adat istiadat jahiliah. Surat Khalifah Umar itu berbunyi, “Surat ini dikirimkan oleh Umar, Amirul Mukminin, kepada Sungai Nil. Kalaulah air yang mengalir pada tubuhmu itu bukan dari kuasa Allah, kami tidak memerlukan engkau! Tetapi kami percaya Allah itu Mahakuasa dan kepada-Nyalah kami bermohon supaya engkau mengalir seperti sediakala.”

Komentar

Postingan Populer