Air Laut yang Asin


ke 50
Air Laut yang Asin

Allah berfirman, Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pa hit; dan Dia jadikan antara ke duanya dinding dan batas yang tidak tembus (QS Al-Furqân [25]: 53).

Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya. Allah Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Kehendak-Nyalah segala sesuatu yang terjadi di bumi ini, yang menjadi bukti kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya.

Pada ayat tersebut, Allah berfirman bahwa Dia menciptakan air di bumi ini dalam rasa yang berlainan. Kedua rasa tersebut diidentikkan pada dua perairan, yaitu perairan darat dan laut.

Kalau boleh seorang manusia bertanya, mengapa Allah menciptakan laut itu asin (pahit)? Apa jawabannya? Wallâhu a‘lam. Allah Yang Mahatahu. Dialah yang mengilhamkan kepada manusia pengetahuan yang ada di alam semesta. Tetapi sedikit jawaban bisa di berikan manusia mengenai adanya air laut yang berasa asin dan pahit ini.

Yang sedikit itu adalah bahwa apa jadinya jika laut diciptakan berasa manis sebagai wujud adanya senyawa gula di dalamnya? Senyawa gula di laut akan mengundang bakteri pengurai, bakteri pembusuk, atau semacamnya. Jika itu terjadi, rusaklah dunia. Lautan lebih luas daripada daratan, jika di mana-mana ada pembusukan dan perusakan, apa jadinya dunia?

Allah menciptakan laut itu asin. Asin (atau garam) bisa mengawetkan ikan, mengawetkan makanan. Makanan yang asin lebih awet daripada makanan yang manis. Air garam (air laut yang asin) le buih bisa mengawetkan daripada jika air laut itu manis.

Salah satu kemahapemurahan Allah ada pada persenyawaan garam yang terjadi di laut. Garam dapur (NaCl) atau garam-garam dengan rumus kimia yang lain terbentuk karena zat-zat penyusunnya yang sangat reaktif. Zat-zat yang sangat reaktif ini akan sangat bersumber bahaya jika dibiarkan dalam bentuk tunggal di lautan, bisa meru sak isi dunia.

Maka, Allah dengan segala kemahapemurahan-Nya, jika kemudian zat reaktif ini disenyawakan dengan zat reaktif yang lain, yaitu pada garam dapur (NaCl: natrium klorida). NaCl atau garam dapur ini berasal dari air laut yang diuapkan. NaCl aman untuk di konsumsi.

Namun, garam dapur ini (NaCl) terdiri dari dua unsur yang sangat reaktif. Na2 atau natrium dari NaCl adalah logam kuat yang memiliki sifat basa yang kuat, bisa merusak kayu, kertas, dan badan manusia. Sedang Cl2 atau klor dalam keadaan biasa, di alam bebas berwujud gas. Unsur ini bisa membunuh manusia jika paru-paru manusia menghirupnya, bisa meracuni darah dan membuat manusia meninggal.

Dengan segala kepemurahan Allah, unsur-unsur reaktif tersebut membentuk satu senyawa, NaCl (natrium klorida), yang kita ke nal dengan garam dapur.

Tafsir Lain tentang Dua Laut yang Berbeda Rasa Sebagian ulama menafsirkan ayat tadi dengan kondisi dua danau yang berdampingan, tetapi memiliki rasa yang bertolak belakang. Yang satu adalah danau mati yang tak memiliki tanda-tanda kehidupan sama sekali. Di pinggirnya tak ada tumbuhan yang bisa hidup alias gersang, airnya asin, di dalam airnya pun tak ada ikan, kondisinya panas dan muram. Berbeda dengan danau yang berada di sisinya, yang dikelilingi pohon-pohon rindang, banyak binatang mencari penghidupan dalam naungan pohon-pohon rindang itu, dan airnya terasa nikmat. Semerbak bau kehidupan berada di danau satu ini sehingga menjadi surga bagi para wisatawan yang datang.

Tahukah mengapa kondisi dua danau itu berbeda? Setelah diteliti dengan saksama, danau yang penuh penghidupan itu adalah tempat beberapa aliran air bertemu dan air pun mengalir ke tempat tertentu. Air di danau ini bergerak dan berubah setiap saat, airnya segar. Sementara, danau mati, yang disebutkan pertama kali, terputus dari aliran air dari mana saja.

Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya.

Komentar

Postingan Populer