Kapal yang Berlayar Didorong Angin
ke 49
Kapal yang Berlayar Didorong Angin

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Sungguh, pada kapal yang berlayar (tanpa mesin) di lautan terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan semoga kita adalah satu di antara hamba-Nya yang berpikir mengenai ini.
Allah berfirman, Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan agar kamu merasakan sebagian dari rahmat-Nya dan agar kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur (QS Al-Rûm [30]: 46).
Mungkin saat ini sudah jarang yang memakai kapal dengan didorong angin. Kebanyakan kapal sudah memakai mesin. Mesin-mesin pada kapal memudahkan nelayan untuk menangkap ikan.
Namun, di satu tempat, ada nelayan-nelayan yang masih memakai alat-alat konvensional, seperti mengandalkan layar untuk menangkap angin sehingga bisa menggerakkan kapal (perahu).
Bukan tentang kapal atau perahu yang akan ditulis di sini, tetapi mekanisme terjadinya angin darat dan laut. Terjadinya angin darat adalah pada malam hari dan terjadinya angin laut adalah pada siang hari. Mekanisme terjadinya angin darat pada malam hari dan angin laut pada siang hari adalah sebuah ketetapan yang pasti.
Angin terjadi karena perbedaan suhu udara. Perbedaan suhu udara akan menyebabkan perbedaan tekanan udara. Udara mengalir dari suhu rendah (dingin) ke suhu yang tinggi (panas). Suhu udara yang rendah memiliki tekanan udara yang lebih besar daripada udara yang panas (tinggi) sehingga udara bergerak (angin) dari tempat yang berudara dingin ke tempat yang berudara panas.
Pergerakan angin laut dan darat dipengaruhi oleh adanya daratan (tanah) dan lautan (air), yaitu pada perbedaan karakteristik keduanya yang menjadikan adanya perbedaan menerima dan melepas panas. Air (air laut) dan tanah (daratan) memiliki karakteristik yang berbeda. Tanah (daratan) memiliki sifat mudah menerima suhu apa pun yang ada di sekelilingnya dengan pengaruh sinar matahari. Jika siang hari berudara panas, daratan akan mudah menerima panas.
Daratan akan bersuhu panas atau tinggi. Ketika malam, ketiadaan matahari menyebabkan udara di sekeliling menjadi dingin. Daratan akan bersuhu dingin.
Sedangkan air (air laut) sukar melepas dan menerima panas. Air (air laut) sukar menjadi panas atau dingin. Suhu di lautan sulit berubah menjadi panas dan dingin, kecuali beberapa waktu lamanya.
Pada malam hari, udara dingin. Daratan akan mudah menerima suhu dingin. Sedangkan lautan tidak mudah menerima panas. Suhu di lautan masih panas. Dengan kondisi tersebut udara akan bergerak dari daratan ke lautan. Terjadi angin darat. Angin yang dimanfaatkan nelayan untuk melaut mencari ikan.
Sedangkan angin laut terjadi pada siang hari, digunakan nelayan untuk kembali ke daratan. Angin ini terjadi karena lautan bersuhu dingin pada siang hari, sedangkan daratan bersuhu panas pada siang hari.
Maka, Mahasuci Allah dan Mahabesar Dia. Dia yang menciptakan karakteristik tanah (daratan) dan air (lautan) sedemikian rupa. Menciptakan keduanya dengan karakteristik spesifik terhadap lama tidaknya menerima panas. Kemudian dengan hal tersebut Allah menciptakan adanya perbedaan suhu dan tekanan udara. Allah menciptakan angin sehingga manusia bisa berlayar di lautan mencari karunia-Nya.
Komentar
Posting Komentar
berkomentar dengan bijak