Adanya Pembatas Dua Lautan
61
Adanya Pembatas Dua Lautan

Allah berfirman, Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu, di antara ke duanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing (QS Al-Rahmân [55]: 19-20).
Dalam catatan kaki Surah Al-Rahmân (55) ayat 19-20 di sebutkan bahwa di antara ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa lâ yabghiyân (lihat teks Al-Quran), bermakna ‘masing-masingnya tidak menghendaki’. Dengan demikian, maksud ayat 19-20 ini ialah bahwa ada dua laut yang tercerai karena dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidak diperlukan. Pada akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), maka bertemulah dua lautan itu, seperti Terusan Suez dan Terusan Panama.
Sementara dalam Jelajah Alam Bersama Al-Quran diterangkan, kata barzakh mempunyai arti ‘suatu pembatas atau partisi (zona pemisah)’. Arti pembatas ini tidak bersifat fisik (seperti adanya tanah genting).
Pada kata lain ada kata maraja, secara kiasan artinya ‘mereka ke duanya bertemu dan saling bercampur satu sama lain’. Ada dua ar ti kata berlawanan dari surah ini, barzakh dengan maraja. Lalu, bagaimana para ahli tafsir menjelaskan adanya kata yang berlawanan dalam surah ini?
Beberapa dekade kemudian penelitian membuktikan kebenaran firman Allah dalam Surah Al-Rahmân (55) ayat 19-20. Pada titik temu dua jenis lautan, ada pembatas di antara keduanya. Pembatas itu membagi kedua laut tersebut sehingga masing-masing mempunyai temperatur, kadar garam, dan kepadatan yang berbeda. Terdapat lapisan pembatas air yang tak kasatmata di antara ke dua laut, sehingga air dari satu laut melalui laut lainnya berbeda. Tetapi, saat air dari satu lautan memasuki lautan yang lainnya, ia akan ke hilangan karakteristik yang menjadikannya berbeda dan menjadi homogen (bersatu/berbaur) dengan air laut yang lain. Di satu pihak, pembatas ini bertindak sebagai area transisi.
Mahabenar Allah dengan segala irman-Nya.
Komentar
Posting Komentar
berkomentar dengan bijak