Kebenaran Sejarah Umat Luth


Ke 99
Kebenaran Sejarah Umat Luth

Firman Allah:

وَلَقَدۡ أَتَوۡاْ عَلَى ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلَّتِيٓ أُمۡطِرَتۡ مَطَرَ ٱلسَّوۡءِۚ أَفَلَمۡ يَكُونُواْ يَرَوۡنَهَاۚ بَلۡ كَانُواْ لَا يَرۡجُونَ نُشُورٗا ٤٠ 

Terjemahnya:
Dan sesungguhnya mereka (kaum musyrik Makkah) telah melalui sebuah negeri (Sodom) yang (du lu) dijatuhi hujan yang buruk (hujan batu). Tidakkah mereka menyaksikannya? Bahkan, mereka itu sebenarnya tidak mengharapkan Hari Kebang kitan (QS Al-Furqân [25]: 40).

فَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا جَعَلۡنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهَا حِجَارَةٗ مِّن سِجِّيلٖ مَّنضُودٖ ٨٢ مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَۖ وَمَا هِيَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ بِبَعِيدٖ ٨٣ 

Terjemahnya:
Maka ketika keputusan Ka mi datang, Kami menjungkir balikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka dengan batu dan tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiada jauh dari orang yang zalim. (QS Hûd [11]:82-83)

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Apakah ayat tersebut turun setelah eksplorasi tentang adanya kaum Nabi Luth? Tidak. Belum ada eksplorasi tentang kuburan kaum Luth ketika Al-Quran diturunkan. Seperti yang kita tahu, Nabi Luth a.s. dan kaumnya hidup jauh sebelum masa Nabi Muhammad Saw. dilahirkan. Yang berarti Al- Quran diturunkan setelah adanya peristiwa pemusnahan kaum ingkar, yaitu kaum Luth. Ketika peradabannya terkubur dalam timbunan tanah sehingga tidak diketahui manusia. Sementara Al-Quran diturunkan kepada masyarakat Arab waktu itu yang belum mengenal peradaban ilmu sejarah bangsa-bangsa yang dimusnahkan Allah. Belum tahu apa dan bagaimana kaum Luth. Sejarah kaum ini diabadikan dalam Al-Quran sebagai bukti bahwa Al-Quran bukan berasal dari manusia (Muhammad Saw.), tetapi dari Allah Swt. Apa yang dipaparkan dalam Al-Quran adalah benar adanya.

Bencana yang terjadi di Kota Sodom, tempat Nabi Luth a.s. tinggal, karena manusia menginjak-injak hukum Allah dengan semena-mena, berupa perbuatan amoral yang lebih rendah daripada nafsu binatang, yaitu liwath, perbuatan mesum sesama jenis. Maka, Allah pun menghukum manusia yang berdosa ini.

Kasih sayang Allah sedemikian besar. Ada toleransi yang diberikan Allah agar kaum Sodom meminta maaf kepada-Nya. Melalui perantaraan lisan Luth a.s. Allah mengingatkan mereka; tetapi mereka tidak mau mendengarnya. Jika sebuah peringatan sudah tidak dipedulikan, wajar jika Allah membersihkan umat tersebut untuk menyelamatkan umat baik di antara mereka, menyelamatkan umat yang masih bersih, yang tak melakukan dosa, yaitu Luth a.s. dan putri-putrinya. Allah pun menjungkirbalikkan daerah Sodom yang kaumnya berdosa.

Apa yang dikatakan Al-Quran mengenai negeri Sodom yang dijungkirbalikkan Allah adalah benar adanya. Para ilmuwan mengeksplorasi adanya kaum ini di masa lalu dan apa yang terjadi terhadap mereka. Para ilmuwan mencatat bahwa benar-benar terjadi gempa vulkanis di Kota Sodom, kota yang berada di tepi Laut Mati (Danau Luth) yang terbentang memanjang di antara perbatasan Israel-Yordania, sebuah gempa vulkanis yang diikuti letusan lava. Letusan lava akan membawa batu-batuan berhamburan. Gejala vulkanis (“gunung” meletus) bisa membuat sebuah negeri menjadi apa saja; tanah merekah, lahar tertumpah, batu-batuan berhamburan, dan sebagainya.

Allah meruntuhkan kota tersebut, lalu dijungkirbalikkan ke lautan mati. Menurut hasil eksplorasi para ilmuwan, bekas-bekas negeri tersebut masih ada (Maha benar Allah dengan segala firman-Nya). Demi Allah, bencana tak akan turun, kecuali manusia adalah makhluk yang merusak alam, berbuat dosa apalagi seperti yang diketahui, semua dosa dan pembangkangan ada pada kaum Luth a.s. pada waktu itu—bukan cuma dosa liwath.

Akan diketahui manusia dengan multiple intelegence-nya bahwa bencana terjadi karena dosa. Akan diketahui manusia dengan kecerdasannya bahwa bencana tercegah karena kesalehan para hamba-Nya. Bukankah dahulu pada zaman Rasul Saw. pernah terjadi gempa, hingga Rasul Saw. tak rela dan memegang tanah dengan tangannya yang mulia. Beliau berkata., “Duhai bumi, berhentilah bergetar (gempa) karena di atasmu saat ini masih ada Al-Shiddiq, orang-orang yang mengerjakan shalat dan puasa. Di atasmu masih ada orang-orang yang baik.” Maka, bumi pun berhenti bergetar.

Kota yang dihancurkan karena dosa yang sama adalah di Pompei, sebuah kota di Prancis. Sejarah mencatat kota tersebut sebagai sarang foya-foya dan perilaku seks yang menyimpang. Pompei dihancurkan Allah dengan sarana letusan Gunung Vesuvius. Sampai sekarang jejak bangsa yang bernasib tragis karena perbuatannya sendiri ini masih ada, lengkap dengan orang-orangnya yang telah membatu.

Untuk hamba Allah yang berpikir, bekas-bekas tersebut di gunakan agar selalu ingat untuk tidak mengkhianati Allah, untuk tidak melakukan kerusakan di bumi, untuk memakmurkan bu mi ini dengan aturan yang telah ditetapkan Pemiliknya, Allah Swt.

Komentar

Postingan Populer