Efek Positif Memaafkan


Ke 67
Efek Positif Memaafkan


Bagi orang-orang musyrik atau kafir meminta maaf mungkin pekerjaan yang sulit. Tetapi, bagi seorang mukmin meminta maaf adalah hal biasa. Adalah manusiawi jika manusia berbuat salah. Ke dudukan hamba Allah yang manusiawi ini menjadi mulia ketika ia menjadi mukmin yang selalu menyadari salah diri, lalu meminta maaf. Adalah hal biasa juga jika seorang mukmin memaafkan kesalahan saudaranya yang lain. Meski mungkin satu-dua hari, ia butuh waktu untuk meredakan segala panas di hati. Tetapi, di akhir waktu, paling tidak, bisa di pastikan seorang mukmin yang baik akan memaafkan saudaranya yang berbuat salah ke padanya.

Kalaupun tidak, waktu akan mengobati hati yang terluka sehingga bisa saling memaafkan. Waktu bisa berarti pekan atau bulan, kalau tidak bulan, tahun. Dengan berlalunya waktu, proses memaafkan pun akan terjadi, sekeras apa pun hati seorang mukmin. Firman Allah, 

۞وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ ١٣٣ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٣٤ 

Terjemahnya:
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan (QS Âli ‘Imrân [3]: 133-134).

Lalu, ada apa dengan saling memaafkan? Istimewakah saling memaafkan? Berikut setitik hikmah dari memaafkan. Menurut para ahli, memaafkan membuat kondisi psikologis menjadi lebih baik. Andrew Matthews dalam bukunya, Being Happy, memaparkan, “Beberapa orang tampaknya salah menafsirkan pemberian maaf. Mereka mengira jika tidak mau memaafkan sese orang karena orang itu (dianggap) jahat, kejam, dan sebagainya, hal itu bukan masalah bagi seseorang tersebut. Masalah sebenarnya berada pada orang yang tidak memberi maaf. Jika menolak memaafkan, mereka sendiri yang akan menderita. Biasanya, orang yang ‘bersalah’ bahkan tidak mengetahui apa yang ada di benak orang yang menolak memaafkan. Pihak yang ‘bersalah’ tetap dengan gembira menjalani hidup, sedangkan orang yang tidak mau memaafkan mengalami penderitaan yang begitu berat.”

Orang yang tidak mau memaafkan akan mengalami tekanan batin yang hebat. Dijumpai pada banyak kasus penyakit dalam. Penyakit banyak menghinggapi orang-orang tersebut karena mereka sakit hatinya. Menyimpan amarah dan dendam di hati. Emosi memang punya peran dominan mencetuskan penyakit fisik. 

Simpul Matthews, “Itulah sebabnya kita dianjurkan ‘memaafkan mereka yang berbuat kesalahan terhadap kita’! Itulah satu-satunya cara manusia bisa tetap bahagia dan sehat. Sikap tidak memaafkan adalah salah satu penyebab timbulnya penyakit. Karena pikiran yang menderita mencipta tubuh yang menderita pula.”

Memaafkan mendatangkan kemuliaan. Rasul Saw. bersabda, “Maukah kalian kuberi tahu tentang sesuatu yang di pergunakan Allah untuk memperkokoh bangunan dan meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab, “Mau, ya Rasulullah.” Beliau kemudian menjelaskan, “Hendaklah engkau sabar menghadapi gangguan orang bodoh, memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu, memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepadamu, dan memulihkan hubungan dengan orang yang memutusnya denganmu.”

Komentar

Postingan Populer